SATUAN ACARA PENYULUHAN
NUTRISI UNTUK LUKA BAKAR
DIRUANG 16 RSU dr. SAIFUL ANWAR – MALANG
Oleh :
kelompok IV
Anggih Kumala Dewi
Hanifan Fauzi
Rendi Pratama
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
KEPANJEN - MALANG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Penyuluhan dengan
judul “Nutrisi Pada Luka Bakar” telah
dilaksanakan pada tanggal 17 September 2014 di ruang 16 RSUD dr. Saiful Anwar
Malang.
Mengetahui
|
|
SATUAN ACARA
PENYULUHAN
Topik : Nutrisi
Pada Luka Bakar
Sasaran : Pasien
yang mengalami luka bakar
Tempat : Ruang 16 (combustio) RSSA Malang
Hari/Tanggal : Rabo, 17 September 2014
Waktu : 1
x 30 menit (jam 10.00-10.30)
I.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Pada akhir proses penyuluhan, peserta penyuluhan dapat mengetahui nutrisi
yang perlu diberikan kepada penderita luka bakar.
II.
TUJUAN
INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan keluarga dan penderita luka bakar dapat :
1. Menyebutkan pengertian dari nutrisi
2. Mengerti tujuan pemberian diet pada luka bakar
3. Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penyembahan luka
III.
SASARAN
Pasien yang mengalami luka bakar yang berada di ruang 16 (combustio)
RSSA Malang.
IV.
PEMBAHASAN MATERI
1. Pengertian
Nutrisi
2. Tujuan diet TKTP pada luka bakar
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
4. Komplikasi
V.
METODE
1.
Ceramah
2.
Tanya Jawab
VI.
MEDIA
· Flip Chart
· Leaflet
VII.
KRITERIA
EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
·
Peserta hadir
ditempat penyuluhan
·
Penyelenggaraan
penyuluhan dilaksanakan ruang 16 combustio RSSA Malang
·
Pengorganisasian
penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
·
Kesiapan SAP.
·
Kesiapan media: Leaflet, Flip
Chart.
2. Evaluasi Proses
·
Peserta menanggapi terhadap materi
penyuluhan
·
Tidak ada
peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
·
Peserta
mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
·
Keluarga dan pasien mengerti
dan mengetahui tentang jenis nutrisi
yang diperlukan.
·
Jumlah hadir
dalam penyuluhan minimal 15 orang .
VIII.
KEGIATAN
PENYULUHAN
No.
|
WAKTU
|
KEGIATAN
PENYULUH
|
KEGIATAN
PESERTA
|
MEDIA dan METODE
|
1.
|
3
Menit
|
Pembukaan
:
·
Membuka
kegiatan dengan mengucapkan salam.
·
Memperkenalkan
diri
·
Menjelaskan
tujuan dari penyuluhan
·
Menyebutkan
materi yang akan diberikan
|
·
Menjawab
salam
·
Mendengarkan
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
|
Ceramah
|
2.
|
15
Menit
|
Pelaksanaan :
·
Menjelaskan
tentang pengertian nutrisi
·
Menjelaskan tentang tujuan
diet luka bakar
·
Menjelaskan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan
luka, dan komplikasi.
·
Memberi
kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
|
·
Memperhatikan
·
Mendengarkan
·
Bertanya
dan menjawab pertanyaan yang diajukan
|
Ceramah dan Flip Chart |
3.
|
10
Menit
|
Evaluasi :
·
Menanyakan
kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada keluarga yang dapat
menjawab pertanyaan.
|
·
Menjawab
pertanyaan
|
Leaflet dan Tanya jawab
|
4.
|
2
Menit
|
Terminasi :
·
Mengucapkan
terimakasih atas peran serta peserta.
·
Mengucapkan
salam penutup
|
·
Mendengarkan
·
Menjawab
salam
|
Ceramah
|
IX.
PENGORGANISASIAN
Pembawa Acara : Rendi Pratama
Pembicara :
Hanifan Fauzi
Fasilitator : Anggi Kumala Dewi
Observer : Anggi Kumala Dewi
X.
DAFTAR
PUSTAKA
Reksoprodjo,
S.1999. Kumpulan Kuliah
Ilmu Bedah. Jakarta:
Binarupa Aksara
Sjamsuhidajat,
R & Wim de Jong. 2000. Buku
Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi. Jakarta: EGC
www.emedicine.com/plastic/TOPIC477.HTM
www.woundpedia.com
pembahasan
masalah
A.
pengertian
·
Nutrisi
atau zat makanan adalah merupakan bagian dari makanan termasuk didalamnya air,
protein dan asam amino yang membentuknya, lemak dan asam lemak, karbohidrat,
mineral dan vitamin (Reksoprodjo, 1999).
·
Nutrisi
adalah semua makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
baik untuk memepertahankan keseimbangaan metabolisme ataupun sabagai pembangun.(www.woundpedia.com)
B. TUJUAN
DIET TKTP PADA LUKA BAKAR
Diet TKTP yaitu diet yang mengandung energy dan
protein diatas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk makanan
biasa/lunak (tim/bubur) di tambah bahan makanan sumber protein seperti, susu,
telor, daging, tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
Tujuan diet :
·
Memenuhi
kebutuhan energy dan protein yang membantu untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan tubuh.
·
Menambah BB
hingga mencapai Berat Badan normal.
Syarat diet :
·
Energy
tinggi yaitu, 35-40 kkal/kgBB
·
Protein
tinggi, yaitu 1,2 gr/kgBB
·
Lemak
cukup, yaitu 20-30 %dari kebutuhan energi ketat
·
Vitamin dan
mineral cukup sesuai kebutuhan normal
·
Makanan
diberikan dalam bentuk mudah cara
Diet TKTP diberikan :
·
Kurang
energy protein (KEP)
·
Sebelum dan
sesudah operasi tertentu multi trauma, serta selama radioterapi dan kemoterapi.
C. CARA
MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI PADA PASIEN LUKA BAKAR
1.
Penilaian
Stress Metabolik
a.
Lus luka
bakar
b.
Gula darah
sewaktu
c.
Nitrogen
ure urine
2.
Pemenuhan Kebutuhan
Energy Total
KET (kkal) = KEB + FAKTOR STRES + AKTFITAS
Keterangan :
KET :
Kebutuhan Energy Total
·
Besar
faktor perkalian untuk faktor stress sesuai dengan luas luka bakar :
Luas Luka Bakar (%)
|
Faktor Stres
|
20 – 29
|
1.50 – 1.69
|
30 – 39
|
1.70 – 1.84
|
40 – 49
|
1.85 – 1.94
|
≥ 50
|
2.0
|
·
Kebutuhan
Energy Untuk Aktivitas
0 % = dari kebutuhan bila tirah baring
5 % = dari kebutuhan bila dapat duduk
10 % bila bisa berdiri di sekitar tempat tidur
3.
Penentuan
kebutuhan basal
·
Persamaan Harrist-
Benedict
Laki-laki:
KEB (kkal) = 665 + 13.7 BB + 5.0 TB – 6.8 U
Perempun :
KEB (kkal) = 665 + 9.6 BB + 1.8 TB – 4.7 U
Keterangan :
·
KEB : Kebutuhan Energy Basal
·
BB : Berat Badan (Kg)
·
TB : Tinggi Badan (Cm)
·
U : Usia (Tahun)
D. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA.
1.
Usia
Anak dan dewasa penyembuhannya
lebih cepat daripada orang tua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis,
penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah.
2.
Nutrisi
Penyembuhan menempatkan
penambahan pemakaian pada tubuh. Klien memerlukan diit kaya protein,
karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral seperti Fe, Zn. Pasien kurang
nutrisi memerlukan waktu untuk memperbaiki status nutrisi mereka setelah
pembedahan jika mungkin. Klien yang gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan
penyembuhan lama karena supply darah jaringan adipose tidak adekuat.
3.
Infeksi
Infeksi luka menghambat
penyembuhan. Bakteri sumber penyebab infeksi.
4.
Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi
Sejumlah kondisi fisik dapat
mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan
jaringan lemak (yang memiliki sedikit pembuluh darah). Pada orang-orang yang
gemuk penyembuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih
mudah infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa
dan pada orang yang menderita gangguan pembuluh darah perifer, hipertensi atau
diabetes millitus. Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang menderita anemia
atau gangguan pernapasan kronik pada perokok.
Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi
dan
menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi
untuk penyembuhan luka.
5.
Hematoma
Hematoma merupakan bekuan
darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi
oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar, hal
tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat
proses penyembuhan luka.
6.
Benda asing
Benda asing seperti pasir
atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda
tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan
lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut
dengan nanah (pus).
7.
Iskemia
Iskemia merupakan suatu
keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari
obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada
luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya
obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
8.
Diabetes
Hambatan terhadap sekresi
insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke
dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori
tubuh.
9.
Keadaan Luka
Keadaan khusus dari luka
mempengaruhi kecepatan dan efektifitas penyembuhan luka. Beberapa luka dapat
gagal untuk menyatu.
10. Obat
Obat anti inflamasi (seperti
steroid dan aspirin), heparin dan anti neoplasmik mempengaruhi penyembuhan
luka. Penggunaan antibiotik yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap
infeksi luka.
a. Steroid : akan menurunkan mekanisme
peradangan normal tubuh terhadap cedera.
b. Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
c. Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum
pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan
setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi
intravaskular.
E. KOMPLIKASI
ü Komplikasi dini
1.
Infeksi
Invasi bakteri pada luka
dapat terjadi pada saat trauma, selama pembedahan atau setelah pembedahan.
Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2 – 7 hari setelah pembedahan.
Gejalanya berupa infeksi termasuk adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri,
kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan
jumlah sel darah putih.
2.
Perdarahan
Perdarahan dapat menunjukkan
suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi
dari pembuluh darah oleh benda asing (seperti drain). Hipovolemia mungkin tidak
cepat ada tanda. Sehingga balutan (dan luka di bawah balutan) jika mungkin
harus sering dilihat selama 48 jam pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam
setelah itu.Jika perdarahan berlebihan terjadi, penambahan tekanan balutan luka
steril mungkin diperlukan. Pemberian cairan dan intervensi pembedahan mungkin
diperlukan.
3. Dehiscence dan Eviscerasi
Dehiscence dan eviscerasi
adalah komplikasi operasi yang paling serius. Dehiscence adalah terbukanya
lapisan luka partial atau total. Eviscerasi adalah keluarnya pembuluh melalui
daerah irisan. Sejumlah faktor meliputi, kegemukan, kurang nutrisi, ,multiple
trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah, dan dehidrasi,
mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka. Dehiscence luka dapat
terjadi 4 – 5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di daerah luka.
Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup dengan
balutan steril yang lebar, kompres dengan normal saline. Klien disiapkan untuk
segera dilakukan perbaikan pada daerah luka.
ü Komplikasi lanjut
Keloid dan jaringan parut
hipertrofik timbul karena reaksi serat kolagen yang berlebihan dalam proses
penyembuhan luka. Serat kolagen disini teranyam teratur. Keloid yang tumbuh
berlebihan melampaui batas luka, sebelumnya menimbulkan gatal dan cenderung
kambuh bila dilakukan intervensi bedah.
Parut hipertrofik hanya
berupa parut luka yang menonjol, nodular, dan kemerahan, yang menimbulkan rasa
gatal dan kadang – kadang nyeri. Parut hipertrofik akan menyusut pada fase
akhir penyembuhan luka setelah sekitar satu tahun, sedangkan keloid tidak.
Keloid dapat ditemukan di
seluruh permukaan tubuh. Tempat predileksi merupakan kulit, toraks terutama di
muka sternum, pinggang, daerah rahang bawah, leher, wajah, telinga, dan dahi.
Keloid agak jarang dilihat di bagian sentral wajah pada mata, cuping hidung,
atau mulut.
Pengobatan keloid pada
umumnya tidak memuaskan. Biasanya dilakukan penyuntikan kortikosteroid intrakeloid,
bebat tekan, radiasi ringan dan salep madekasol (2 kali sehari selama 3-6
bulan). Untuk mencegah terjadinya keloid, sebaiknya pembedahan dilakukan secara
halus, diberikan bebat tekan dan dihindari kemungkinan timbulnya komplikasi
pada proses penyembuhan luka.
DAFTAR HADIR
PESERTA PENYULUHAN
Nama
|
Alamat
|
Tanda tangan
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment