SAP
(Satuan Acara Penyuluhan)
HIDROSEFALUS
RSUD DR. SAIFUL ANWAR
MALANG
2014
LEMBAR
PENGESAHAN
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
“HIDROSEFALUSI”
RUANG
15 RSUD
Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
DISAHKAN
PADA
......................................................
C.I.
AKADEMIK C.I.
KLINIK
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Hidrosefalus
Sub Pokok Bahasan : Pentalaksanaan Pasien Hidrosefalus
Sasaran :
Keluarga Pasien di Ruang 15
Waktu :
20-30 menit
Tempat :
Ruang 15
Hari/Tanggal : Jumat, 12 September 2014
I.
Tujuan instruksional
umum
Setelah
dilakukan penyuluhan, keluarga pasien diharapkan mampu mengenal penyakit
hidrosefalus dan dapat melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita
penyakit hidrosefalus.
II.
Tujuan instruksional
khusus
Setelah
dilakukan penyuluhan, keluarga pasien diharapkan mampu :
-
Menyebutkan pengertian
hidrosefalus
-
Menyebutkan penyebab
hidrosefalus
-
Menyebutkan tanda dan gejala
hidrosefalus
-
Menyebutkan upaya untuk mencegah
terjadinya komplikasi.
-
Menyebutkan sumber
makanan/minuman yang dapat dikonsumsi pada penderita penyakit hidrosefalus
III.
Sasaran
Seluruh anggota
keluarga pasien di ruang 15
IV. Materi
Penyakit Hidrosefalus
V. Metode
1.
Ceramah
2.
Diskusi / tanya jawab
VI. Media
Leaflet: Hidrosefalus
VII.
Kriteria evaluasi
1.
Evaluasi struktur
Semua anggota
keluarga pasien hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di ruang 15.
2.
Evaluasi proses
Keluarga pasien
antusias terhadap materi penyuluhan
Keluarga pasien tidak
meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
Keluarga pasien terlibat
aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3.
Evaluasi hasil
Keluarga pasien mengerti
tentang penyakit hidrosefalus, dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, hal – hal yang memperberat penyakit hidrosefalus. Menjelaskan
akibat hidrosefalus. Menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Menyebutkan sumber makanan/minuman yang dapat dikonsumsi pada penderita
hidrosefalus.
VIII.
KEGIATAN PENYULUHAN
|
WAKTU
|
KEGIATAN
PENYULUH
|
KEGIATAN
PESERTA
|
1.
|
5 menit
|
Pembukaan :
·
Membuka
kegiatan dengan mengucapkan salam.
·
Memperkenalkan
diri
·
Menjelaskan
tujuan dari penyuluhan
·
Menyebutkan
materi yang akan diberikan
|
·
Menjawab
salam
·
Mendengarkan
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
|
2.
|
15 menit
|
Pelaksanaan :
·
Menjelaskan
tentang pengertian penyakit hidrosefalus
·
Menjelaskan
tentang hal-hal baik penyebab, tanda-tanda dan gejala penyakit hidrosefalus
·
Memberi
kesempatan kepada peserta untuk bertanya
·
Menjelaskan
hal-hal yang berhubungan dengan pencegahan terjadinya hidrosefalus
·
Memberi
kesempatan kepada peserta untuk bertanya
|
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
·
Bertanya
dan menjawab pertanyaan yang diajukan
·
Memperhatikan
·
Bertanya
dan menjawab pertanyaan yang diajukan
|
3.
|
10 menit
|
Evaluasi :
·
Menanyakan
kepada peserta tentang materi yang telah diberikan
|
·
Menjawab
pertanyaan
|
4.
|
2 menit
|
Terminasi :
·
Mengucapkan
terimakasih atas peran serta peserta.
·
Mengucapkan
salam penutup
|
·
Mendengarkan
·
Menjawab
salam
|
IX.
Pengorganisasian
Ø
Pembawa Acara : Rendy Pratama
Ø
Pembicara :
Hanifan fauzi
Ø
Fasilitator : Rendy Pratama
Ø
Observer : Anggih
Kumala Dewi
HiDROSEFALUS
1. Pengertian
Hidrocephalus
adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak seimbang dan
penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) di dalam sistem ventricular.
Ketika produksi CSF lebih besar dari
penyerapan, cairan cerebrospinal terakumulasi di dalam sistem ventricular.
2. Klasifikasi
·
Hidrosefalus Non Komunikan
(tipe tak berhubungan ):
Apabila obstruksinya terdapat terdapat didalam sistem ventrikel sehingga
menghambat aliran bebas dari CSF.
Biasanya gangguan yang terjadi pada hidrosefalus kongenital adalah
pada sistem vertikal sehingga terjadi bentuk hidrosefalus non komunikan.
·
Hidrosefalus Komunikan (tipe
berhubungan ) :
Apabila obstruksinya terdapat pada rongga subaracnoid, sehingga terdapat aliran bebas CSF dal;am sistem
ventrikel sampai ke tempat sumbatan.
3. Penyebab Hidrosefalus :
·
Kelainan bawaan (konginetal)
·
Infeksi
·
Neoplasma
·
Perdarahan.
4. Tanda Dan Gejala Hidrosefalus
v Tanda-tanda awal:
o
Mata juling
o
Sakit kepala
o
Lekas marah
o
Lesu
o
Menangis jika digendong dan
diam bila berbaring
o
Mual dan muntah yang proyektil
o
Melihat kembar
o
Ataksia
o
Perkembangan yang berlangsung
lambat
o
Pupil edema
o
Respon pupil terhadap cahaya
lambat dan tidak sama
o
Biasanya diikuti: perubahan
tingkat kesadaran, opistotonus dan spastik pada ekstremitas bawah
o
Kesulitan dalam pemberian
makanan dan menelan
o
Gangguan cardio pulmoner
v Tanda-tanda selanjutnya:
o
Nyeri kepala diikuti dengan
muntah-muntah
o
Pupil edema
o
Strabismus
o
Peningkatan tekanan darah
o
Denyut nadi lambat
o
Gangguan respirasi
o
Kejang
o
Letargi
o
Muntah
o
Tanda-tanda
ekstrapiramidal/ataksia
o
Lekas marah
o
Lesu
o
Apatis
o
Kebingungan
o
Sering kali inkoheren
o
Kebutaaan
5. Komplikasi / Bahaya yang
dapat ditimbulkan pada pemasangan VP Shunt
Komplikasi
sering terjadi karena pemasangan VP shunt adalah infeksi dan malfungsi.
Malfungsi disebakan oleh obstruksi mekanik atau perpindahan didalam ventrikel
dari bahan – bahan khusus ( jaringan /eksudat ) atau ujung distal dari
thrombosis sebagai akibat dari pertumbuhan. Obstruksi VP shunt sering
menunjukan kegawatan dengan manifestasi klinis peningkatan TIK yang lebih
sering diikuti dengan status neurologis buruk.
Komplikasi
yang sering terjadi adalah infeksi VP shunt. Infeksi umumnya akibat dari
infeksi pada saat pemasangan VP shunt. Infeksi itu meliputi septik,
Endokarditis bacterial, infeksi luka, Nefritis shunt, meningitis, dan
ventrikulitis. Komplikasi VP shunt yang serius lainnya adalah subdural hematoma
yang di sebabkan oleh reduksi yang cepat pada tekanan ntrakranial dan
ukurannya. Komplikasi yang dapat terjadi adalah peritonitis abses abdominal,
perforasi organ-organ abdomen oleh kateter atau trokar (pada saat pemasangan),
fistula hernia, dan ilius.
6. Penatalaksanaan Pada
Penyakit Hidrosefalus
Hal – hal yang
harus dilakukan dalam rangka penatalaksanaan post – operatif dan penilaian
neurologis adalah sebagai berikut :
1)
Post – Operatif : Jangan
menempatkan klien pada posisi operasi.
2)
Pada beberapa pemintasan, harus
diingat bahwa terdapat katup (biasanya terletak pada tulang mastoid) di mana
dokter dapat memintanya di pompa.
3)
Jaga teknik aseptik yang ketat
pada balutan.
4)
Amati adanya kebocoran
disekeliling balutan.
5)
Jika status neurologi klien
tidak memperlihatkan kemajuan, patut diduga adanya adanya kegagalan operasi (malfungsi
karena kateter penuh);gejala dan tanda yang teramati dapat berupa peningkatan
ICP.
7. Nutrisi Pada Psien
Hidrosefalus
Tidak ada
pantangan makanan untuk dikonsumsi pada psien hidrosefalus selama dia tidak
memiliki alergi pada makanan tertentu. Semua makanan dapat dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment