Friday, March 25, 2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI UNTUK LUKA BAKAR



SATUAN ACARA PENYULUHAN

NUTRISI UNTUK LUKA BAKAR

DIRUANG 16 RSU dr. SAIFUL ANWAR – MALANG





 











Oleh :
kelompok IV

Anggih Kumala Dewi
Hanifan Fauzi
Rendi Pratama






PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KEPANJEN - MALANG
2014
LEMBAR PENGESAHAN


Penyuluhan dengan judul “Nutrisi Pada Luka Bakar” telah dilaksanakan pada tanggal 17 September 2014 di ruang 16 RSUD dr. Saiful Anwar Malang.













Mengetahui











Pembimbing Institusi




(                                   )
 

Pembimbing Lahan




(                                   )
 
 








SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik               :           Nutrisi Pada Luka Bakar
Sasaran            :           Pasien yang mengalami luka bakar
Tempat            :           Ruang 16 (combustio) RSSA Malang
Hari/Tanggal     :           Rabo, 17 September 2014
Waktu              :           1 x 30 menit (jam 10.00-10.30)
 

I.                    TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Pada akhir proses penyuluhan, peserta penyuluhan dapat mengetahui nutrisi yang perlu diberikan kepada penderita luka bakar.

II.                 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan keluarga dan penderita luka bakar dapat :
1.      Menyebutkan pengertian dari nutrisi
2.      Mengerti tujuan pemberian diet pada luka bakar
3.      Mengetahui faktor-faktor  yang mempengaruhi penyembahan luka

III.               SASARAN
Pasien yang mengalami luka bakar yang berada di ruang 16 (combustio) RSSA Malang.  

IV.              PEMBAHASAN MATERI
1.      Pengertian  Nutrisi
2.      Tujuan diet TKTP pada luka bakar
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
4.      Komplikasi

V.                 METODE
1.      Ceramah
2.      Tanya Jawab

VI.              MEDIA

·        Flip Chart

·        Leaflet


VII.            KRITERIA EVALUASI
1.      Evaluasi Struktur
·        Peserta hadir ditempat penyuluhan
·        Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan ruang 16 combustio RSSA Malang
·        Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
·        Kesiapan SAP.
·        Kesiapan media: Leaflet, Flip Chart.
2.      Evaluasi Proses
·        Peserta menanggapi terhadap materi penyuluhan
·        Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
·        Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3.      Evaluasi Hasil
·        Keluarga dan pasien mengerti dan mengetahui tentang jenis nutrisi yang diperlukan.
·        Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 15 orang .

VIII.         KEGIATAN PENYULUHAN

No.
WAKTU
KEGIATAN PENYULUH
KEGIATAN PESERTA
MEDIA dan METODE
1.
3
Menit
Pembukaan :
·        Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
·        Memperkenalkan diri
·        Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
·        Menyebutkan materi yang akan diberikan

·        Menjawab salam

·        Mendengarkan
·        Memperhatikan

·        Memperhatikan
Ceramah
2.
15
Menit
Pelaksanaan :
·        Menjelaskan tentang pengertian nutrisi
·        Menjelaskan tentang tujuan diet luka bakar
·        Menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, dan komplikasi.
·        Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya.

·        Memperhatikan

·        Mendengarkan

·        Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan

Ceramah dan Flip Chart


3.
10
Menit
Evaluasi :
·        Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada keluarga yang dapat menjawab pertanyaan.

·        Menjawab pertanyaan
Leaflet dan Tanya jawab
4.
2
Menit
Terminasi :
·        Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.
·        Mengucapkan salam penutup

·        Mendengarkan

·        Menjawab salam
Ceramah






IX.              PENGORGANISASIAN
Pembawa Acara                    :  Rendi Pratama
Pembicara                             : Hanifan Fauzi
Fasilitator                              : Anggi Kumala Dewi
Observer                               : Anggi Kumala Dewi

X.                 DAFTAR PUSTAKA

Reksoprodjo, S.1999.  Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara
Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. 2000. Buku Ajar Ilmu Bedah,  Edisi Revisi. Jakarta:  EGC 
www.emedicine.com/plastic/TOPIC477.HTM
www.woundpedia.com

pembahasan masalah

A.     pengertian
·        Nutrisi atau zat makanan adalah merupakan bagian dari makanan termasuk didalamnya air, protein dan asam amino yang membentuknya, lemak dan asam lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin (Reksoprodjo, 1999).
·        Nutrisi adalah semua makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh baik untuk memepertahankan keseimbangaan metabolisme ataupun sabagai pembangun.(www.woundpedia.com)

B.     TUJUAN DIET TKTP PADA LUKA BAKAR
Diet TKTP yaitu diet yang mengandung energy dan protein diatas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa/lunak (tim/bubur) di tambah bahan makanan sumber protein seperti, susu, telor, daging, tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
Tujuan diet :
·        Memenuhi kebutuhan energy dan protein yang membantu untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
·        Menambah BB hingga mencapai Berat Badan normal.
Syarat diet :
·        Energy tinggi yaitu, 35-40 kkal/kgBB
·        Protein tinggi, yaitu 1,2 gr/kgBB
·        Lemak cukup, yaitu 20-30 %dari kebutuhan energi ketat
·        Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal
·        Makanan diberikan dalam bentuk mudah cara
Diet TKTP diberikan :
·        Kurang energy protein (KEP)
·        Sebelum dan sesudah operasi tertentu multi trauma, serta selama radioterapi dan kemoterapi.


C.     CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI PADA PASIEN LUKA BAKAR
1.      Penilaian Stress Metabolik
a.       Lus luka bakar
b.      Gula darah sewaktu
c.       Nitrogen ure urine
2.      Pemenuhan Kebutuhan Energy Total
KET (kkal) = KEB + FAKTOR STRES + AKTFITAS
Keterangan :
KET           : Kebutuhan Energy Total
·        Besar faktor perkalian untuk faktor stress sesuai dengan luas luka bakar :
Luas Luka Bakar (%)
Faktor Stres
20 – 29
1.50 – 1.69
30 – 39
1.70 – 1.84
40 – 49
1.85 – 1.94
≥ 50
2.0
·        Kebutuhan Energy Untuk Aktivitas
0 % = dari kebutuhan bila tirah baring
5 % = dari kebutuhan bila dapat duduk
10 % bila bisa berdiri di sekitar tempat tidur
3.      Penentuan kebutuhan basal
·        Persamaan Harrist- Benedict
Laki-laki:
KEB (kkal) = 665 + 13.7 BB + 5.0 TB – 6.8 U
Perempun :
KEB (kkal) = 665 + 9.6 BB + 1.8 TB – 4.7 U
Keterangan :
·        KEB          : Kebutuhan Energy Basal
·        BB             : Berat Badan (Kg)
·        TB             : Tinggi Badan (Cm)
·        U               : Usia (Tahun)
D.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA.
1.      Usia
Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah.
2.      Nutrisi
Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh. Klien memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral seperti Fe, Zn. Pasien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk memperbaiki status nutrisi mereka setelah pembedahan jika mungkin. Klien yang gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah jaringan adipose tidak adekuat.
3.      Infeksi
Infeksi luka menghambat penyembuhan. Bakteri sumber penyebab infeksi.
4.       Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi
Sejumlah kondisi fisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit pembuluh darah). Pada orang-orang yang gemuk penyembuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang menderita gangguan pembuluh darah perifer, hipertensi atau diabetes millitus. Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang menderita anemia atau gangguan pernapasan kronik pada perokok.
Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan
menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.

5.      Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar, hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
6.      Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (pus).
7.      Iskemia
Iskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
8.       Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
9.      Keadaan Luka
Keadaan khusus dari luka mempengaruhi kecepatan dan efektifitas penyembuhan luka. Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu.
10.  Obat
Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka.
a. Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera.
b.  Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
c.  Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.
E.     KOMPLIKASI
ü  Komplikasi dini
1.      Infeksi
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2 – 7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa infeksi termasuk adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih.
2.      Perdarahan
Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing (seperti drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda. Sehingga balutan (dan luka di bawah balutan) jika mungkin harus sering dilihat selama 48 jam pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu.Jika perdarahan berlebihan terjadi, penambahan tekanan balutan luka steril mungkin diperlukan. Pemberian cairan dan intervensi pembedahan mungkin diperlukan.
3. Dehiscence dan Eviscerasi
Dehiscence dan eviscerasi adalah komplikasi operasi yang paling serius. Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial atau total. Eviscerasi adalah keluarnya pembuluh melalui daerah irisan. Sejumlah faktor meliputi, kegemukan, kurang nutrisi, ,multiple trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah, dan dehidrasi, mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka. Dehiscence luka dapat terjadi 4 – 5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di daerah luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup dengan balutan steril yang lebar, kompres dengan normal saline. Klien disiapkan untuk segera dilakukan perbaikan pada daerah luka.
ü  Komplikasi lanjut
Keloid dan jaringan parut hipertrofik timbul karena reaksi serat kolagen yang berlebihan dalam proses penyembuhan luka. Serat kolagen disini teranyam teratur. Keloid yang tumbuh berlebihan melampaui batas luka, sebelumnya menimbulkan gatal dan cenderung kambuh bila dilakukan intervensi bedah.
Parut hipertrofik hanya berupa parut luka yang menonjol, nodular, dan kemerahan, yang menimbulkan rasa gatal dan kadang – kadang nyeri. Parut hipertrofik akan menyusut pada fase akhir penyembuhan luka setelah sekitar satu tahun, sedangkan keloid tidak.
Keloid dapat ditemukan di seluruh permukaan tubuh. Tempat predileksi merupakan kulit, toraks terutama di muka sternum, pinggang, daerah rahang bawah, leher, wajah, telinga, dan dahi. Keloid agak jarang dilihat di bagian sentral wajah pada mata, cuping hidung, atau mulut.
Pengobatan keloid pada umumnya tidak memuaskan. Biasanya dilakukan penyuntikan kortikosteroid intrakeloid, bebat tekan, radiasi ringan dan salep madekasol (2 kali sehari selama 3-6 bulan). Untuk mencegah terjadinya keloid, sebaiknya pembedahan dilakukan secara halus, diberikan bebat tekan dan dihindari kemungkinan timbulnya komplikasi pada proses penyembuhan luka.



DAFTAR HADIR
PESERTA PENYULUHAN
Nama
Alamat
Tanda tangan




No comments:

Post a Comment

Contoh Proposal Kegiatan

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN MENCUCI TANGAN YANG BENAR   PROGRAM STUDI PROFESI...