Friday, March 25, 2016

SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Ca Cerviks



SAP
(Satuan Acara Penyuluhan)
Ca Cerviks



LOGO STIKES KEPANJEN.jpg
 












Oleh:
Anggih Kumala Dewi
Hanifan Fauzi
Rendy Pratama


PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KEPANJEN - MALANG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Ca Cerviks
UPTD PUSKESMAS SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG







DISAHKAN PADA
......................................................












C.I. AKADEMIK                                                                    C.I. KLINIK










 
                                                          





SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan                                   : Ca Cerviks
Sub Pokok Bahasan                            : Pentalaksanaan Pada Ca Cerviks
Sasaran                                                :
Waktu                                                 : 20-30 menit
Tempat                                                :
Hari/Tanggal                                       :
 

I.                   Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat diharapkan mampu mengenal penyakit Ca Cerviks dan dapat melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit Ca Cerviks.

II.                Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga pasien diharapkan mampu :
-          Menyebutkan pengertian Ca Cerviks
-          Menyebutkan penyebab Ca Cerviks
-          Menyebutkan tanda dan gejala Ca Cerviks
-          Menyebutkan klasifikasi tentang Ca Cerviks.
-          Menyebutkan pemeriksaan yang dapat dilakukan pada Ca Cerviks
-          Menyebutkan cara penanganan pada Ca Cerviks.
-          Menyebutkan cara pencegahan terjadinya Ca Cerviks

III.             Sasaran
Seluruh masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sumberpucung

IV.             Materi

      Penyakit  Ca Cerviks 

V.                Metode

1.      Ceramah
2.      Diskusi / tanya jawab

VI.             Media

Leaflet:  Ca Cerviks

VII.          Kriteria evaluasi
1.      Evaluasi struktur
Semua masyarakat hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di lingkup wilayah kerja Puskesmas Sumberpucung

2.      Evaluasi proses
Masyarakat antusias terhadap materi penyuluhan
Masyarakat tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
Masyarakat terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.

3.      Evaluasi hasil
Masyarakat mengerti tentang penyakit Ca Cerviks, dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, klasifikasi Ca Cerviks. pemeriksaan yang dapat dilakukan pada Ca Cervik. Menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya Ca Cerviks. Menyebutkan cara penanganan pada Ca Cerviks

VIII.       KEGIATAN PENYULUHAN



WAKTU
KEGIATAN PENYULUH
KEGIATAN PESERTA
1.
5 menit
Pembukaan :
·         Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
·         Memperkenalkan diri
·         Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
·         Menyebutkan materi yang akan diberikan

·        Menjawab salam

·        Mendengarkan
·        Memperhatikan

·        Memperhatikan
2.
15 menit
Pelaksanaan :
·         Menjelaskan tentang pengertian penyakit Ca Cerviks
·         Menjelaskan tentang hal-hal baik penyebab, tanda-tanda dan gejala  penyakit Ca Cerviks
·         Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya
·         Menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pencegahan terjadinya Ca Cerviks
·         Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya

·         Memperhatikan

·         Memperhatikan


·         Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan
·         Memperhatikan


·         Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan
3.
10 menit
Evaluasi :
·         Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan

·         Menjawab pertanyaan
4.
2 menit
Terminasi :
·         Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.
·         Mengucapkan salam penutup

·         Mendengarkan

·         Menjawab salam

IX.             Pengorganisasian
Ø Pembawa Acara            :
Ø Pembicara                     :
Ø Fasilitator                      :
Ø Observer                       :

Ca cervikS

1.      Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uteri, dan merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita oleh wanita.Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel neoplastik terdapat pada seluruh lapisan epitel serviks uteri (Price dan Wilson, 1995).

2.       Klasifikasi
 Stadium I                        :Karsinoma terbatas pada serviks
I. a. Karsinoma mikro invasive (invasi stoma awal).
I. b. Stadium I lainnya, karsinoma invasive yang terbatas pada serviks.
 Stadium II            : Karsinoma meluas keluar serviks, tetapi tidak mencapai dinding panggul
II. a. Para metrium masih bebas.
II. b. Para metrium sudah terkena.
Stadium III          : Karsinoma sudah mencapai dinding panggul pada pemeriksaan
rectal tidak ada celah antara tumor mencapai 1/3 distal vagina, dengan komplikasi hidronefrosis dan afungsi ginjal.
III. a. Belum mencapai dinding panggul.
III. b.             Sudah mencapai dinding panggul dan atau ada   hidronefrosis atau afungsi ginjal.
Stadium IV          : Karsinoma sudah meluas keluar pelvik kecil (true pelvic atau secara klinik sudah mengenai mukosa veksika urinaria dan rectum).
                                    IV. a. Menyebar ke organ sekitarnya.
                                    IV. b. Menyebar ke organ yang jauh.

3.      Penyebab Ca Cerviks :
1)        Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks.  Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda
2)   Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.  Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
3)   Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4)   Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
5)   Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan.  Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6)   Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi.  Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7)   Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.




4.        Tanda Dan Gejala Ca cerviks
Pada tahap awal terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus. Biasanya timbul gejala berupa ketidakteraturan siklus haid (irregularitas), amenorrhe, hiperamenorrhe, juga adanya pengeluaran sekret vagina yang sering atau perdarahan intermenstrual dan pada post koitus dan latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit yaitu darah yang keluar berbentuk makoid.
Nyeri dirasakan dapat menjalar ke ekstremitas bagian bawah dari daerah lumbal. Pada tahap lanjut gejala yang mungkin dan bisa timbul lebih bervariasi. Sekret dari vagina berwarna kuning, berbau, dan terjadinya instansi vagina serta mukosa vulva. Perdarahan pervagina akan semakin sering terjadi pada nyeri semakin progresif.
Pada tahap yang lebih lanjut dapat terjadi komplikasi vistulvesika vagina. Sehingga urine dan faeces dapat keluar melalui vagina. Gejala lain yang dapat terjadi adalah nausea, muntah, demam, dan anemia

5.        Pemeriksaan Diagnostik
a.         Sitologi
Pemeriksaan ini yang dikenal sebagai tes papanicolaous ( tes PAP ) sangat bermanfaat untuk mendeteksi lesi secara dini, tingkat ketelitiannya melebihi 90% bila dilakukan dengan baik. Sitologi adalah cara Skrining sel - sel serviks yang tampak sehat dan tanpa gejala untuk kemudian diseleksi. Kanker hanya dapat didiagnosis secara histologik.
b.    Kolposkopi
Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan kolposkopi, suatu alat yang dapat disamakan dengan sebuah mikroskop bertenaga rendah dengan sumber cahaya didalamnya ( pembesaran 6 - 40 kali ). Kalau pemeriksaan sitologi menilai perubahan morfologi sel - sel yang mengalami eksfoliasi, maka kolposkopi menilai perubahan pola epitel dan vascular serviks yang mencerminkan perubahan biokimia dan perubahan metabolik yang terjadi di jaringan serviks.
c.    Biopsi
Biopsi dilakukan didaerah abnormal jika SSP (sistem saraf pusat ) terlihat seluruhnya dengan kolposkopi. Jika SSP tidak terlihat seluruhnya atau hanya terlihat sebagian kelainan didalam kanalis serviskalis tidak dapat dinilai, maka contoh jaringan diambil secara konisasi. Biopsi harus dilakukan dengan tepat dan alat biopsy harus tajam sehingga harus diawetkan dalam larutan formalin 10%.
d.   Konisasi
Konosasi serviks ialah pengeluaran sebagian jaringan serviks sedemikian rupa sehingga yang dikeluarkan berbentuk kerucut ( konus ), dengan kanalis servikalis sebagai sumbu kerucut. Untuk tujuan diagnostik, tindakan konisasi selalu dilanjutkan dengan kuretase. Batas jaringan yang dikeluarkan ditentukan dengan pemeriksaan kolposkopi. Jika karena suatu hal pemeriksaan kolposkopi tidak dapat dilakukan, dapat dilakukan tes Schiller. Pada tes ini digunakan pewarnaan dengan larutan lugol ( yodium 5g, kalium yodida 10g, air 100ml ) dan eksisi dilakukan diluar daerah dengan tes positif ( daerah yang tidak berwarna oleh larutan lugol ). Konikasi diagnostik dilakukan pada keadaan - keadaan sebagai berikut :
1. Proses dicurigai berada di endoserviks.
2. Lesi tidak tampak seluruhnya dengan pemeriksaan kolposkopi.
3. Diagnostik mikroinvasi ditegakkan atas dasar specimen biopsy.
4. Ada kesenjangan antara hasil sitologi dan histopatologik.
( Prof. R Sulaiman , 2006 )                                                                            
e.    Pap Smear
Pap smear (tes Papanicolau) adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel  yang diperoleh dari apusan serviks. Pada pemeriksaan Pap smear, contoh sel serviks  diperoleh dengan bantuan sebuah spatula yang terbuat dari kayu atau plastic (yang  dioleskan bagian luar serviks) dan sebuah sikat kecil (yang dimasukkan ke dalam  saluran servikal). Sel-sel serviks lalu dioleskan pada kaca obyek lalu diberi  pengawet dan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa. 24 jam sebelum  menjalani Pap smear, sebaiknya tidak melakukan pencucian atau pembilasan vagina, tidak melakukan hubungan seksual, tidak berendam dan tidak menggunakan tampon. Pap smear sangat efektif dalam mendeteksi perubahan prekanker pada serviks.




Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
·         Normal
·         Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
·         Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
·         Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
·             Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam
  atau ke organ tubuh lainnya).
Anjuran untuk melakukan Pap smear secara teratur:
·           Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun
·           Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HPV atau kutil kelamin,
·           Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB.
·           Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali Pap smear berturut-turut menunjukkan hasil negatif atau untuk wanita yang telah menjalani histerektomi bukan karena kanker.
·           Sesering mungkin jika hasil Pap smear menunjukkan abnormal
·           Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prekanker maupun kanker serviks.
           
6.       Penanganan Pada Ca Cerviks
1)    Radiasi
a.  Dapat dipakai untuk semua stadium
b.    Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
c.    Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
2)   Operasi
a.    Operasi limfadektomi untuk stadium I dan II
b.    Operasi histerektomi vagina yang radikal
3)    Kombinasi (radiasi dan pembedahan)
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi, odema.  Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten.  5 % dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama

7.       Penanganan Pada Ca Cerviks
1)      Perubahan pola diet atau suplemen dengan makan banyak sayur dan buah mengandung bahan-bahan antioksidan dan berkhasiat mencegah kanker misalnya alpukat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang, bayam, tomat.
2)      Vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks. Vaksin ini dibuat dengan teknologi rekombinan, sehingga mempunyai ketahanan yang kuat. Vaksinasi ini merupakan pencegahan yang paling utama. Vaksinasi ini diberikan untuk wanita yang belum terinfeksi atau tidak terinfeksi HPV risiko tinggi (16 dan 18).
3)      Olahraga teratur
4)      Pendidikan seksual yang baik dan benar (penjelasan tentang alat kontrasepsi dan perilaku seksual yang sehat)
5)      Pemeriksaan kesehatan reproduksi ke rumah sakit melalui tes pap smear























DAFTAR PUSTAKA


Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, Jakarta. EGC, 2004.

Hanifa W Prof. DR. R.., Ilmu Kndungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 199

Pritehard, Macdonal dan Gant, Obstetri Wiliams, Edisi 17, Airlangga Universiti Press, Surabaya, 1991.

No comments:

Post a Comment

Contoh Proposal Kegiatan

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN MENCUCI TANGAN YANG BENAR   PROGRAM STUDI PROFESI...