Friday, March 25, 2016

SAP (Satuan Acara Penyuluhan) IMA (Infark Miokard Akut) dan Penangananya



SAP
(Satuan Acara Penyuluhan)
IMA (Infark Miokard Akut) dan Penangananya

Description: LOGO RSSA.jpg









RSUD DR. SAIFUL ANWAR
MALANG
2014



LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
IMA dan Penanganannya
RUANG 5 CVCU RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG



DISAHKAN PADA
......................................................





C.I. AKADEMIK                                                                      C.I. KLINIK










 
                                                          

KAUR RUANG 5




 


                                   SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan                                    : Infrak Miokard Akut
Sub Pokok Bahasan                             : Pentalaksanaan Pasien IMA
Sasaran                                                : Keluarga Pasien di Ruang CVCU
Waktu                                                  : 20-30 menit
Tempat                                                : Ruang 5 CVCU
Hari/Tanggal                                         : Rabu, 1 Oktober 2014

1.    Tujuan
a.       Tujuan Institusional
Diharapkan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman tentang IMA (Infark Miokard Akut) sehingga dapat menyelesaikan masalah tersebut.
b.      Tujuan umum
Setelah  diberikan  penyuluhan  tentang  cara  mencegah  dan  penanganan IMA di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan keluarga pasien terhadap penyakit IMA (Infark Miokard Akut).
c.       Tujuan Khusus
1.      Menyebutkan pengertian dari definisi IMA (Infark Miokard Akut)
2.      Menyebutkan faktor penyebab terjadinya IMA dan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit IMA (Infark Miokard Akut)
3.      Menyebutkan jenis pemeriksaan yang dapat digunakan dalam mengurangi resiko terjadinya IMA (Infark Miokard Akut)
4.      Menyebutkan cara mencegah terjadinya IMA
5.      Dapat  memahami  pentingnya  cara  penanganan IMA.

2.    Pokok Materi
a.      Pengertian Infrak Miokard Akut.
b.      Penyebab Infrak Miokard Akut.
c.      Tanda dan gejala Infrak Miokard Akut.
d.      Pencegahan Infark Miokard Akut.
e.      Penanganan Infrak Miokard Akut.


3.    Strategis penyuluhan
a.         Kegiatan strategis belajar mengajar
1)   Kegiatan pra penyuluhan
·            Penyuluh mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.
·            Penyuluh menjelaskan tujuan yang akan dicapai dan metode yang akan digunakan.
2)    Kegiatan Inti
·       Penyuluh memberi ceramah satu arah sambil memberikan umpan balik dari audien untuk mengungkapkan materi yang berkaitan dengan materi penyuluhan.
·       Memberikan kesempatan pada audien untuk bertanya.
·       Menjawab pertanyaan dari peserta.
·       Penyuluh mengajukan  pertanyaan kepada  audien tentang materi yang telah dibahas bersama-sama.
3).   Kegiatan Penutup
·       Menarik kesimpulan dari proses tanya-jawab.
·       Menutup penyuluhan dengan mengucapkan salam.

4.    Strategi
a.         Metode       :Ceramah, diskusi dan tanya-jawab.
b.        Sumber       :
·      Brunner and Sudarth. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah Volume 1. Jakarta : EGC
·      Heni Rokhaeni, Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Edisi Pertama  Jakarta, Bidang Diklat Pusat Kesehatan Jantung Dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita; 2002

5.    Alat dan media
a.       Leaflet
b.      LCD
c.       Laptop

6.    Evaluasi
a.       Prosedur
1).   Pada saat atau tengah penyuluhan
2).   Pada akhir penyuluhan
b.      Bentuk: Test lisan

7.    Butir soal
1).   Sebutkan pengertian IMA?
2)    Sebutkan penyebab IMA?
3).   Jelaskan tanda dan gejala IMA?
4).   Sebutkan cara mencegah IMA?
5).   Sebutkan dan jelaskan penanganan IMA?

8.    Proses pelaksanaan
No
Kegiatan
Respon Pasien/ Keluarga
Waktu
1.
Pendahuluan
·         Memberi salam
·        Menyampaikan pokok bahasan
·        Menyampaikan tujuan
·        Melakukan apersepsi
·        Menjawab Salam
·        Menyimak
3 menit
2.
Isi
Penyampaian materi tentang:
·        Definisi Infark Miokard Akut (IMA)
·        Etiologi dan faktor predisposisi Infark Miokard Akut (IMA)
·        Tanda dan gejala Infark Miokard Akut (IMA)
·        Dampak infark miokard akut
·        Cara pencegahan Infark Miokard Akut (IMA)

Menyimak
12 menit
3.
Penutup
·        Diskusi
·        Kesimpulan
·        Evaluasi
·        Memberi salam penutup

·        Aktif  bertanya
·        Memperhatikan
·        Menjawab pertanyaan
·        Menjawab salam
5 menit

Materi Penyuluhan

1.      Pengertian Infrak Miokard Akut
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Brunner & Sudarth, 2002)
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu. (Suyono, 1999)

2.      Penyebab Infrak Miokard Akut
a.       Faktor penyebab :
1).   Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
·      Faktor pembuluh darah :
a)      Aterosklerosis.
b)      Spasme
c)      Arteritis
·      Faktor sirkulasi :
a)      Hipotensi
b)      Stenosos aurta
c)      Insufisiensi
·      Faktor darah :
a)      Anemia
b)      Hipoksemia
c)      polisitemia
2).   Curah jantung yang meningkat :
·      Aktifitas berlebihan
·      Emosi
·      Makan terlalu banyak
·      Hypertiroidisme
3).   Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
·      Kerusakan miocard
·      Hypertropimiocard Hypertensi diastolic
b.      Faktor predisposisi :
1).   Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
·      Usia lebih dari 40 tahun
·      Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause.
·      Hereditas
·      Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
·      Faktor resiko yang dapat diubah :
·      Mayor :
ü Hiperlipidemia
ü Hipertensi
ü Merokok
ü Diabetes
ü Obesitas
ü Diet tinggi lemak jenuh, kalori
·      Minor:
ü Inaktifitas fisik
ü Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
ü Stress psikologis berlebihan.

3.      Tanda dan Gejala Preeklamsi
Tidak semua serangan mulai secara tiba-tiba disertai nyeri yang sangat parah seperti yang sering kita lihat pada tayangan TV atau sinema. Tanda dan gejala dari serangan jantung tiap orang tidak sama. Banyak serangan jantung berjalan lambat sebagai nyeri ringan atau perasaan tidak nyaman. Bahkan beberapa orang tanpa gejala sedikitpun (dinamakan silent heart attack)
Akan tetapi pada umumnya serangan IMA ini ditandai oleh beberapa hal berikut:
a.       Nyeri Dada
Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri, kebanyakan lamanya 30 menit sampai beberapa jam, sifatnya seperti ditusuk-tusuk, ditekan, tertindik.
b.      Takhikardi
Keringat banyak sekali
Kadang mual bahkan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek vasosegal yang disalurkan dari area kerusakan miokard ke trakus gastro intestina.


c.       Dispnea
Abnormal Pada pemeriksaan EKG (pelajari buku tentang EKG).
Mayoritas pasien IMA (90%) datang dengan keluhan nyeri dada. Perbedaan dengan nyeri pada angina adalah nyeri pada IMA lebih panjang yaitu minimal 30 menit, sedangkan pada angina kurang dari itu. Disamping itu pada angina biasanya nyeri akan hilang dengan istirahat akan tetapi pada infark tidak.
Nyeri dan rasa tertekan pada dada itu bisa disertai dengan keluarnya keringat dingin atau perasaan takut.
Meskipun IMA memiliki cirri nyeri yang khas yaitu menjalar ke lengan kiri, bahu, leher sampai ke epigastrium, akan tetapi pada orang tertentu nyeri yang terasa hanya sedikit. Hal tersebut biasanya terjadi pada manula, atau penderita DM berkaitan dengan neuropathy.
d.      Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir diastolic ventrikel kiri, disamping itu perasaan cemas bisa menimbulkan hipervenntilasi.
Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan tanda adanya disfungsi ventrikel kiri yang bermakna
e.       Gejala Gastrointestinal
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah, dan biasanya lebih sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada infak inferior juga bisa menyebabkan cegukan
f.        Gejala Lain
Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau sinkop dari aritmia ventrikel, dan gejala akibat emboli arteri (misalnya stroke, iskemia ekstrimitas

4.    Pencegahan IMA
a.       Hindari: merokok, stress mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya.
b.      Kurangi: kolesterol, lemak dalam makanan.
c.       Anjurkan konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara teratur.
d.      Kurangi berat badan bila overweigh atau obesitas.
e.       Kurangi stress.

5.    Penatalaksanaan IMA
Infark Miokard Akut (IMA) dibagi 2 berdasar gambaran EKG yaitu IMA dengan elevasi segmen ST dan IMA dengan non elevasi segmen ST. Pada IMA dengan elevasi ST mempunyai indikasi untuk dilakukan obat trombolitik sedangkan yang non elevasi ST obat trombolitik tidak indikasi.
Terapi Trombolitik
Obat intravena trombolitik mempunyai keuntungan karena dapat diberikan melaluin veana perifer. Sehingga terapi ini dapat diberikan seawal mungkin, dikerjakan dimanapun (rumah, mobil ambulan, helikopter dan unit gawat darurat) dan relatif murah.
Mekanisme kerja obat trombolitik melalui konversi inactive plasmin zymogen (plasminogen) menjadi enzim fibrinolitik (plasmin). Plasmin mempunyai spesifitas lemah terhadap fibrin dan dapat melakukan degradasi terhadap beberapa protein yang mempunyai ikatan arginyl-lysyl seperti fibrinogen. Karena itu plasmin dapat menyebabkan fibrin (nogen) lisis (systemic lytic state) yang menyebabkan kecenderungan perdarahan sistemik. Dalam pengembangan obat trombolitik dibuat obat trombolitik generasi kedua yang mempunyai sifat spesifik terhadap fibrin yang bekerja pada permukaan fibrin. Plasmin hanya bekerja pada klot fibrin dengan melalui hambatan alpha2-antiplasmin.
Direkomendasikan penderita infark miokard akut <12 jam yang mempunyai elevasi segmen ST atau left bundle branch block (LBBB) deberikan IV fibrinolitik jika tanpa kontra indikasi. Sedangkan penderita yang mempunyai riwayat perdarahan intra kranial, stroke atau perdarahan aktif tidak diberikan terapi fibrinolitik. Dosis streptokinase diberikan 1,5 juta IU diberikan dalam tempo 30-60 menit.
PTCA Primer
Pada penderita IMA, angioplasty primer secara khusus dengan stenting koroner dan pemberian glikoprotein IIb/IIIa inhibitor akan memberikan hasil baik. Beberapa penelitian random, kontrol mendukung bahwa PTCA primer lebih efektif dibanding trombolitik. Rekomendasi PTCA primer sebagai alternatif terhadap terapi trombolitik dilakukan pada pusat PTCA yang lengkap dan didukung ahli dalam prosedur PTCA primer dengan pengalaman mencukupi. Di Amerika Serikat kurang dari 20% rumah sakit mampu melakukan PTCA primer. Komite memberikan perhatian karena belum rutinya prosedur PTCA sehingga jangan sampai menimbulkan keterlambatan reperfusi karena menyiapkan prosedur PTCA primer.
Terapi Antiplatelet
Aspirin
Aspirin mempunyai efek menghambat siklooksigenase platelet secara ireversibel. Proses tersebut mencegah formasi tomboksan A2. The Veteran Administration Cooperatif study, Canadian Multicenter Trial  dan The Montreal Heart Institute Study membuktikan aspirin menurunkan resiko kematian dan infark miokard akut fatal dan non fatal sebesar 51-72% pada penderita angina tidak stabil. Mera analisis oleh Antiplatelet Trialist Collaboration memperlihatkan penurunan resiko >25% terhadap kematian dan infark kiokard akut.
Pemberian aspirin untuk penghambatan agregasi platelet diberikan dosis awal paling sedikit 160 mg dan dilanjutkan dosis 80-325 mg per hari. pemberian dosis aspirin yang lebih besar akan mengakibatkan perdarahan pada gastrointestinal. Aspirin mempunyai keterbatasan pada agregasi platelet karena lemah menghambat aktivasi platelet oleh adenosine dipospat dan kolagen.
Tiklopidin
Tiklopidin merupakan derivat tienopiridin yang efektif sebagai pengganti aspirin untuk pengobatan angina tidak stabil. Mekanismenya berbeda dengan aspirin. Tiklopidin menghambat agregasi platelet yang dirangsang ADP dan menghambat transformasi reseptor fibrinogen platelet menjadi bentuk afinitas tinggi.
Clopidogrel
Clopidrogel merupakan derivat tienopiridin baru. Clopidogrel mempunyai efek menghambat agregasi platelet melalui hambatan aktivasi ADP dependent pada kompleks glikoprotein IIb/IIIa. Efek samping clopidogrel lebih sedikit dibanding tiklopidin dan tidak pernah dilaporkan menyebabkan neutropenia. Pada tahun 1996 dilakukan penelitian pada 19.185 penderita penyakit aterosklerosis dengan manifestasi stroke iskemia, infark miokard dan penyakit vaskular perifer simptomatik dilakukan random, diberikan clopidogrel atau aspirin. Setelah diikuti 1,9 tahun clopidogrel terbukti lebih efektif dibanding aspirin dalam penuruan resiko stoke iskemia, infark miokard atau kematian karena penyakit vaskular, kejadian infark miokard akut dan kematian. Pada penelitian CURE didapatkan kombinasi clopidogrel dan aspirin mengakibatkan kejadian infark miokard akut dan kematian sebesar 9,3% dibanding pemberian aspirin saja sebesar 11,4% (p<0,001). Tetapi terjadi peningkatn resiko perdarahan pada kelompok kombinasi aspirin dan clopidogrel. Penelitian terakhir pada COMMIT dan CLARITY memberikan hasil penuruan kematian pada penderita infark miokard akut yang diobati clopidogrel.
Antagonis Reseptor Glikoprotein IIb/IIIa
Antagonis glikoprotein IIb/IIIa menghambat reseptor yang berinteraksi dengan protein-protein seperti fibrinogen dan faktor von willebrand. Secara maksimal menghambat jalur akhir dari proses adesi, aktivasi dan agregasi platelet. Telah dikembangkan tiga kelas penghambat glikoprotein IIb/IIIa yaitu antibodi murine-human chimeric (abciximab), bentuk synthetic peptide (eptifibatide) dan bentuk synthetic nonpeptide (tirofiban dan lamifiban).
Terapi antithrombin
Unfractioned heparin
Unfractioned heparin merupakan glikosaminoglikan yang terbentuk dari rantai polisakarida dengan berat molekul 3000-30.000. Rantai polisakarida berikatan dengan antitrombin III dan menyebabkan penghambatan trombin dan faktor Xa. Meta analisis memperlihatkan penurunan 33% insidensi infark miokard dan kematian pada penderita yang mendapat terapi kombinasi unfractioned heparin dan aspirin dibanding pengobatan aspirin saja. Guidelines mendukung pengobatan unfractioned dikombinasi dengan aspirin pada pengobatan angina tidak stabil. Unfractioned heparin mempunyai kelemahan pada variabilitas terhadap dose-reponse.
Low  molecular – weight heparins (LMWH)
            LMWH mempunyai rantai pendek (< 18 sakarida) dengan bervariasi rasio anti faktor Xa : anti faktor IIa. Efikasi LMWH pada IMA non ST elevasi bervariasi tergantung preparat LMWH. Lebih tinggi rasio anti faktor Xa: anti faktor IIa akan menghambat pembentukan trombin lebih baik
LMWH  mempunyai keunggulan dibanding unfractioned heparin  yaitu bioavailibilitas meningkat tiga kali dengan pemberian secara subkutan, mempunyai waktu paruh lebih panjang, durasi kerja lebih panjang, mempunyai sedikit efek pada hambatan agregasi platelet,  tidak memerlukan monitoring laboratorium, menurunkan resiko trombositopenia, kurang berinteraksi dengan trombosit sehingga menurunkan resiko perdarahan.
Direct antithrombin
Direct antithrombin menghambat formasi trombin tanpa tergantung aktivitas antithrombin III dan terutama menurunkan aktivitas trombin. Direct antithrombin yaitu hirudin, hirulog, argatroban, efegatran dan inogatran akan menghambat ikatan klot trombin secara lebih efektif dibanding penghambat trombin indirek.

Penanganan  IMA sebelum di rumah sakit :
•    Monitor, lakukan ABC. Siapkan diri untuk melakukan RJP dan defibrilasi
•    Berikan oksigen, aspirin, nitrogliserin, dan morfin jika diperlukan
•    Jika ada, periksa EKG 12-sadapan; jika ada ST elevasi: Informasikan secara dini rumah sakit dengan transmisi atau interpretasi, mulai ceklist terapi fibrinolitik,  Informasikan dini rumah sakit untuk mempersiapkan penanganan STEMI

Penilaian di Ruang Gawat Darurat segera (<10 mnt)
-       Cek tanda vital, evaluasi saturasi oksigen
-       Pasang jalur IV
-       Periksa dan baca EKG 12-sandapan
-       Lakukan anamnesis & pemeriksaan fisik yang terarah & cepat
-       Lakukan ceklis terapi fibrinolisis, lihat jika ada  kontraindikasi
-       Periksa enzim jantung, elektrolit , dan koagulasi
-       Dapatkan pemeriksaan sinar X dada yang portabel (<30 mnt)

Tata laksana umum diruang gawat darurat segera
•      Mulai pemberian oksigen 4 L/mnt; pertahankan saturasi O2 >90%
•      Aspirin 160-325 mg (jika belum diberikan)
•      Nitrat  sublingual, semprot, atau IV
•      Morfin IV jika nyeri tidak berkurang dengan nitroglicerin.



Strategi reperfusi
Pada onset IMA kurang atau 12 jam :
-       Terapi trombolitik atau PTCA primer ditentukan oleh kriteria pasien dan institusi
-       Door-to-balloon inflation (PCI) target 90 mnt
-       Door-to-needle (fibrinolisis) target 30 mnt
Lanjutkan terapi tambahan:
•         ACE inhibitors/angiotensin receptor blocker (ARB) diberikan dalam 24 jam sejak gejala muncul
•         HMG CoA reductase inhibitor (terapi statin)
Pada IMA lebih dari 12 jam :
Pasien risiko tinggi:
•         Nyeri dada iskemik yg berulang
•         Deviasi ST yg berulang/persisten
•         VT
•         Hemodinamik tdk stabil
•         Tanda gagal pompa
•        Strategi invasif awal, termasuk kateterisasi dan revaskularisasi untuk syok dalam  48 jam setelah AMI
Lanjutkan ASA, heparin, dan terapi lain spt diindikasikan.
•         Penghambat ACE/ARB
•         HMG CoA reductase inhibitor (terapi statin)



No comments:

Post a Comment

Contoh Proposal Kegiatan

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN MENCUCI TANGAN YANG BENAR   PROGRAM STUDI PROFESI...