A.
Pengertian
Amuk merupakan respon kemarahan yg paling
maladaptif yg ditandai dengan perasaan marah dan bermusuhan yg kuat disertai
hilangnya kontrol,dimana individu dpt merusak diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan (Keliat,1991).
B.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi amuk
Tingkah laku amuk dapat dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor.Dalam beberapa teori,faktor ini dibagi 3 pandangan yaitu
:
1.Model Teori
Importation :
Teori ini mencerminkan
kedudukan klien dalam membawa atau mengadopsi nilai-nilai tertentu,sikap,pola
tingkah laku kondusif terhadap amuk kedalam situasi pengobatan dan perawatan
(Armstrong,1978 dalam wilson,1988).
Faktor-faktor
penyebab/mempengaruhi tingkah laku amuk adalah sebagai berikut :
a.
Faktor sosial dan kultural
Staus emosi yg rendah,adanya riwayat
penganiayaaan pd masa anak-
anak,pengalaman hidup dari sub kultur yg mengatasi konflik dng
kekerasan,riwayat perilaku kekerasan.
b.
Penyakit gangguan mental
seperti schizofrenia,gangguan kepribadian,gejala/ sindroma psikotik organik.
c.
Mental retardasi
d.
Akibat menderita penyakit yg
berat atau terminal
e.
Demografi:Usia dan jenis
kelamin, lelaki muda cenderung meningkat tingkah laku amuk.
f.
Seseorang yg putus asa dan
tidak berdaya.
2.Model
Situasionism
Amuk adalah respon terhadap
keunikan,kekuatan dan lingkungan ruamh sakit yg terbatas yg membuat klien
merasa tak berharga dan tdk diperlakukan secara manusiawi.Model menggambarkan
bagaimana lingkungan dpt mendukung
terjadinya kondisi amuk seperti : ruang & kondisi,kesibukan,penempatan
klien diunit tersebut,penggunaan waktu,design arsitektur ruangan,pola
staf,tingkat kegiatan dan komposisi
jumlah klien.
3.Model
Interaksi
Model ini menguraikan bagaimana proses
interaksi yg terjadi antara klien dan perawat dpt memicu atau menyebabkan
terjadinya tingkah laku amuk,Model ini memfokuskan pd 3 elemen tjdnya cetusan
amuk yaitu : Provokasi,Expectasi (harapan) dan Konflik.
C.
Proses Terjadinya Amuk
Amuk adalah respon marah terhadap adanya
stres,rasa cemas,harga diri rendah,rasa bersalah,putus asa dan ketidak
berdayaan.respon ini dpt diekspresikan secara internal maupun eksternal. Secara
internal dpt berperilaku yg tdk asertif & merusak diri,sedangkan secara eksternal
dpt berupa perilaku destruktif agresif. Adapun respon marah diungkapkan melalui
3 cara Yaitu : Secara verbal,Menekan dan menantang.
Bagan 1. Konsep
Marah (Beck,Rawlins,Williams,1986,hal 447 dikutif oleh Keliat, 1991).
Ancaman atau kebutuhan
↓
stress
↓
Cemas
↓
Marah
↓
Merasa kuat Mengungkapkan scr verbal
Merasa tdk adekuat ↓ ↓
↓
Menantang Menjaga keutuhan org lain Menantang
↓ ↓
↓
Masalah tak selesai
Lega Mengingkari marah
↓ ↓
↓
Marah berkepanjangan Ketegangan menurun Marah tdk terungkap
Rasa
marah teratasi
Muncul rasa bermusuhan
↓
Rasa bermusuhan menahun
Marah pada diri sendiri
Marah pd org lain/lingkungan
Depresi psikomatik Agresif mengamuk
D.
Pengkajian
1.
Identitas klien
2.
Alasan masuk biasanya
berperilaku aneh berupa marah-marah tanpa sebab, menya-kiti diri sendiri dan
org lain serta merusak lingkungan.
3.
Faktor predisposisi
·
Riwayat kelahiran dan tumbuh
kembang
·
Riwayat pendidikan
·
Riwayat pekerjaan
·
Penggunaan waktu luang
·
Hubungan antar manusia
·
Tindakan anti sosial
·
Penyakit yg pernah diderita
·
Riwayat gangguan jiwa dimasa
lalu
·
Pengobatan sebelumnya
·
Kekerasan dl keluarga
·
Trauma krn aniaya
fisik/tindakan kriminal
4.
Apakah ada anggota keluarga yg
mengalami gangguan jiwa
5.
Apakah ada pengalaman masa lalu
yg tdk menyenangkan
6.
Bagaimana keadaan fisik klien
scr umum (S,N,Tensi,RR,TB,BB Serta keluhan fisik lainnya).
7.
Bagaimana Kondisi Psikosoial
klien : Genogram keluarga,Konsep diri klien,Hubungan sosial klien,spiritual
klien.
8.
Bagaimana status mental klien:
Penampilan,pembicaraan,aktivitas motorik,alam perasaan, afek,interaksi selama
wawancara,persepsi klien,proses pikir,isi pikir, tingkat kesadaran,
memori,Tingkat konsentrasi dan berhitung,kemampuan penilaian daya tilik diri.
9.
Kemampuan klien memenuhi
kebutuhan
10.
Kemampuan klien dalam kegiatan
kehidupan sehari-hari
11.
Kebersihan diri klien
12.
Nutrisi klien
13.
Tidur/istirahat klien
14.
Apakah klien memiliki sistem
pendukung
15.
Apakah klien menikmati saat
bekerja,yg menghsilkan atau hobbi
16.
Mekanisme koping adaptif atau
tdk
17.
Apakah klien memiliki masalah
psikososial atau lingkungan
18.
Bagaimana pengetahuan klien
& klg ttg penyakit jiwa.
E.
Diagnosa Keperawatan
1.
Kekerasan resiko tinggi b.d
adanya gangguan proses pikir
2.
Gangguan sosialisasi b.d
hambatan komunikasi verbal
3.
Resiko Tinggi melukai orang
lain b.d Ketidak mampuan mengontrol diri
4.
Koping keluarga inefektif b.d
kurangnya kemampuan merawat amuk.
1.Kekerasan resiko tinggi b.d adanya gangguan
proses pikir
Tujuan
Jangka Pendek :
Klien
mempertahankan agitasi pada tingkat yg dpt dikendalikan shg tdk menjadi kekerasan
pd waktu lain.
Tujuan
Jangka Panjang :
Klien
tdk membahayakan diri sendiri,org lain dan lingkungan saat dirumah sakit maupun
dirumah.
Intervensi
1).Bangun
kepercayaan dengan klien
·
Jangan mengemukakan
alasan,berdebat atau menentang waham
·
Yakinkan klien bahwa dia berada
dlm keadaan aman & tdk berbahaya
·
Jangan tinggalkan klien sendiri
·
Sarankan klien u/ mengungkapkan
perasaannya
·
Tunjukan penerimaan thd
kebutuhannya spt membicarakan pengalaman yg memicu timbulnya waham
·
Tetap tenang
Rasional
U/ menghindari
kecurigaan dan menumbuhkan kepercayaan/keterbukaan
2).Kaji
Tingkat ansietas klien
Rasional
Dengan
mengenali prilaku ini perawat dpt mengatasi sebelum kekerasan terjadi.
3).Kaji
sensori yg menimbulkan keinginan u/ melakukan kekerasan
Rasional
U/
mengetahui ttg perubahan isi pikiran yg menimbulkan perubahan perilaku.
4).Jangan menerima /mengkritik isi pikir klien yg salah
Rasional
Karena
akan mengurangi kepercayaan & memunculkan konflik antar klien perawat yg
dpt menghambat hubungan terapeutik
5).Pertahankan tingkat rangsang yg rendah pd lingkungan klien
Rasional
Ansietas
meningkat pd rangsangan yg tinggi.
6).Singkirkan objek yg berpotensi membahayakan
Rasional
Dlm
keadaan dissorientasi klien dpt menggunakan objek ini u/tindakan kekerasan
2.Kerusakan interaksi sosial b.d hambatan
komunikasi verbal
Tujuan
jangka pendek
Klien
mengembangkan hubungan saling percaya dng staf,mengajak interaksi dng staf
Tujuan
Jangka Panjang
·
Klien dng sukarela mau
melakukan aktivitas kelompok bersama klien yg lain & staf
·
Klien dpt menahan diri u/ tdk
melakukan perilaku egosentris yg menyinggung org lain & tdk mendukung suatu
hubungan saat pulang
Intervensi
1).Luangkan waktu u/ berinteraksi dng klien
U/ membentuk persepsi klien agar merasa berharga/dihargai
2).Kembangkan hubungan terapeutik melalui kontak yg sering,singkat &
menerima
Rasional
Kehadiran,penyampaian
& penerimaan menolong meningkatkan harga diri/kepercayaan klien
3).Ajak
klien u/ melakukan aktivitas kelompok,berikan klien kesempatan meng-ambil keputusan sendiri u/meninggalkan
kelompok.
Rasional
U/memberikan
rasa aman scr emosional kepada klien
4).Berikan
umpan balik langsung dari interaksi yg telah dilakukan klien dng org lain
Rasional
U/
mengubah perilaku klien kearah positif.
5).Ajarkan tehnik asertif & cara berespon serta ketrampilan dlm
melakukan hubung an dng org lain
Rasional
Pengetahuan ttg tehnik
asertif dpt meningkatkan hubungan klien dng org lain
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Alih
Bahasa : Yasmin Asih, Edisi 6, EGC,
Jakarta, 1998
Keliat, B. A., Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC,
Jakarta, 1999
Rawlins, R.P. & Patricia Evans Heacock, Clinical Manual of
Psychiatric Nursing, 2 nd Edition, Mosby Year Book, St. Louis, 1993
Stuart, G.W. & Michele T. Laraia, Principles and Practice of
Psychiatric Nursing, 6 th Edition, Mosby Company, St. Louis, 1998
Towsend, Mary C., Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri Untuk
Pembuatan Rencana Keperawatan,
Alih Bahasa : Novy Helena C.D., Edisi 3, EGC, Jakarta, 1998\
Stuart, G. W. & Sandra J.
Sundeen, Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 1 st Edition,
Mosby Company, St. Louis, 1995
No comments:
Post a Comment